
Hamas
GAZA – Organisasi Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza telah mengambil langkah tegas terhadap perilaku buruk pedagang yang memanfaatkan situasi sulit akibat blokade yang dilakukan oleh Israel. Pemblokadean tersebut, yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Semakin diperketat sejak beberapa bulan lalu, menyebabkan kelangkaan barang dan kenaikan harga yang signifikan. Hal ini membuat beberapa pedagang terlibat dalam praktik curang dengan menaikkan harga secara tidak wajar, yang memicu reaksi keras dari pemerintah Gaza.
Langkah ini diambil setelah keluhan dari warga Gaza yang mengungkapkan bahwa sejumlah pedagang memanfaatkan ketidakpastian dan kesulitan ekonomi. Untuk mengeruk keuntungan besar dari harga barang-barang pokok, seperti makanan, obat-obatan, dan bahan bakar. Hamas, yang mengendalikan pemerintahan di Gaza, menegaskan bahwa mereka tidak akan mentolerir perilaku seperti itu di tengah krisis kemanusiaan yang semakin buruk.
Penindakan terhadap Pedagang yang Menaikkan Harga
Kebijakan penindakan ini diumumkan pada akhir Februari 2025, setelah berbagai laporan terkait pedagang yang menaikkan harga barang secara sepihak. Salah satu tindakan yang diambil adalah pembekuan usaha serta denda berat bagi mereka yang terbukti menipu konsumen. Tindakan tersebut juga termasuk penghentian sementara izin usaha bagi pedagang yang melanggar aturan tersebut.
Juru Bicara Hamas, Sami Abu Zuhri, menyatakan bahwa harga barang yang terus melambung akibat pemblokiran Israel sangat merugikan rakyat Gaza, yang sudah terjebak dalam kesulitan ekonomi. “Kami tidak akan membiarkan beberapa orang mengambil keuntungan dari penderitaan rakyat. Kami akan menindak dengan keras para pedagang yang bermain curang. Hanya mementingkan keuntungan pribadi di tengah penderitaan ini,” ujar Abu Zuhri.
Dalam beberapa pekan terakhir, harga beberapa barang pokok seperti gandum, beras, dan minyak goreng melonjak tajam. Sementara kualitas barang yang dijual juga menurun. Para pedagang yang tidak bertanggung jawab ini memanfaatkan kekurangan barang akibat pemblokiran Israel untuk meraup keuntungan yang tak wajar.
Dampak Blokade Israel terhadap Ekonomi Gaza
Blokade yang diterapkan Israel terhadap Jalur Gaza telah mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan di wilayah tersebut. Ekonomi Gaza sangat bergantung pada impor barang-barang dari luar, namun kebijakan pembatasan yang ketat menghalangi sebagian besar pengiriman. Baik itu untuk kebutuhan pangan, medis, maupun bahan bangunan.
Menurut data yang dirilis oleh United Nations Relief and Works Agency (UNRWA), lebih dari 70% penduduk Gaza bergantung pada bantuan luar negeri untuk bertahan hidup. Banyak usaha kecil di Gaza juga terpaksa menutup operasionalnya akibat keterbatasan bahan baku dan peraturan yang menghambat perdagangan. Ketika blokade semakin diperketat, ketegangan sosial pun meningkat, dengan warga Gaza merasakan dampak langsung dari kesulitan ekonomi yang semakin parah.
Sebagai respon terhadap kondisi ini, Hamas mengumumkan akan memperketat pengawasan terhadap pasar dan menindak tegas pedagang yang kedapatan merugikan masyarakat. Seorang pejabat Hamas lainnya, Muhammad al-Madhoun, menekankan bahwa mereka akan terus memantau aktivitas pasar dan memastikan tidak ada pihak yang mengeksploitasi penderitaan rakyat Gaza.
Reaksi Warga Gaza dan Pihak Internasional
Reaksi warga Gaza terhadap tindakan tegas Hamas terhadap pedagang yang menaikkan harga sangat bervariasi. Banyak yang mengapresiasi langkah tersebut, karena mereka merasa tidak adil jika harus membayar harga yang jauh lebih tinggi untuk barang-barang yang seharusnya terjangkau. Warga Gaza, yang sudah hidup dalam kondisi sulit akibat pemblokadean. Menyambut baik langkah pemerintah untuk menekan pihak-pihak yang memanfaatkan keadaan ini.
Namun, ada juga sebagian warga yang mengkritik kebijakan ini karena khawatir dapat mengarah pada pembatasan lebih lanjut dalam pergerakan barang atau bahkan lebih banyak tindakan represif terhadap pedagang yang dianggap melanggar. “Kami memahami bahwa ini situasi sulit, namun kami juga harus bisa bertahan hidup. Kami berharap pemerintah tidak menghambat perdagangan yang dapat membantu kami,” ujar salah seorang pedagang yang tidak ingin disebutkan namanya.
Di sisi lain, reaksi dari komunitas internasional, terutama dari lembaga-lembaga bantuan kemanusiaan, juga memperhatikan situasi yang semakin memburuk di Gaza. Mereka khawatir bahwa ketegangan sosial yang meningkat bisa memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah ada. Organisasi seperti Human Rights Watch dan Amnesty International mendesak agar Israel segera mempertimbangkan langkah-langkah untuk mengurangi blokade yang diberlakukan terhadap Gaza, yang terus memperburuk kondisi hidup penduduk di wilayah tersebut.