Jakarta, 8 Februari 2025 – Setelah mengalami penurunan beberapa bulan terakhir, harga emas Antam (ANTM) dan UBS di Pegadaian kembali menunjukkan tren positif. Pada awal Februari 2025, harga emas kedua merek ini mengalami kenaikan signifikan, yang memicu minat masyarakat untuk berinvestasi dalam bentuk logam mulia. Kenaikan harga emas ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk stabilitas ekonomi global dan permintaan yang tinggi dari pasar domestik. Berdasarkan data yang dihimpun, harga emas Antam dan UBS di Pegadaian kini mencapai angka yang menggembirakan. Memicu banyak investor yang beralih ke logam mulia sebagai alternatif investasi yang aman.
Kenaikan Harga Emas Antam dan UBS
Harga emas Antam di Pegadaian tercatat mengalami kenaikan hingga 3,5% sejak awal Januari 2025. Begitu pula dengan harga emas UBS yang ikut mengalami lonjakan harga yang hampir serupa. Kenaikan harga ini tidak hanya terlihat pada satu jenis ukuran, tetapi juga berlaku untuk berbagai ukuran emas, mulai dari emas batangan dengan berat kecil hingga besar.
Kenaikan harga emas Antam dan UBS di Pegadaian menjadi berita yang menggembirakan bagi para investor dan masyarakat. Mengandalkan logam mulia sebagai instrumen investasi yang aman di tengah ketidakpastian ekonomi global. Misalnya, harga emas Antam 1 gram yang sebelumnya berada di angka Rp 1.080.000, kini mencapai Rp 1.120.000. Sementara emas UBS 1 gram yang sebelumnya dipatok Rp 1.070.000 kini dijual seharga Rp 1.110.000.
Menurut seorang analis pasar logam mulia, Andrianto S., tren kenaikan harga emas ini dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi, termasuk fluktuasi nilai tukar dolar AS. Serta ketegangan geopolitik di beberapa negara yang membuat investor lebih memilih emas sebagai tempat berlindung. “Selain itu, minat masyarakat terhadap investasi emas, baik secara langsung maupun melalui tabungan emas Pegadaian, semakin meningkat,” tambahnya.
Faktor Penyebab Kenaikan Harga Emas
Ada beberapa faktor yang menyebabkan harga emas Antam dan UBS di Pegadaian mengalami lonjakan harga. Salah satu faktor utama adalah ketidakpastian ekonomi global yang mendorong para investor untuk beralih ke logam mulia sebagai aset yang relatif aman. Ketegangan di beberapa negara besar, seperti perang dagang antara AS dan China yang belum sepenuhnya selesai. Krisis geopolitik yang terjadi di Timur Tengah, memberikan dampak langsung pada harga emas.
Selain itu, harga emas juga dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang, terutama nilai tukar dolar AS. Ketika dolar melemah, harga emas cenderung naik karena emas dihargai dalam dolar. Pasar cenderung beralih ke logam mulia sebagai perlindungan terhadap inflasi.
Kenaikan harga emas juga dipicu oleh permintaan yang tinggi di pasar domestik Indonesia, baik dari individu yang ingin menyimpan kekayaan maupun investor yang menggunakan emas sebagai bentuk diversifikasi aset. Di sisi lain, minat masyarakat terhadap investasi emas semakin meningkat. Seiring dengan kemudahan akses untuk membeli emas secara online melalui platform Pegadaian, yang mempermudah konsumen dalam bertransaksi.
Permintaan Emas yang Tinggi di Pegadaian
Peningkatan permintaan emas di Pegadaian terlihat jelas dalam beberapa bulan terakhir. Pegadaian, sebagai lembaga yang menyediakan berbagai layanan keuangan, termasuk jual beli emas. Mencatatkan lonjakan transaksi emas baik melalui sistem tabungan emas maupun pembelian emas fisik.
Sebagai contoh, pada bulan Januari 2025, Pegadaian mencatatkan transaksi jual beli emas yang meningkat sebesar 25% dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin tertarik berinvestasi dalam emas seiring dengan adanya tren kenaikan harga. Beberapa konsumen menganggap emas sebagai instrumen investasi yang relatif aman dan mampu bertahan dalam jangka panjang.
Direktur Utama Pegadaian, Risca Hermawati, mengatakan, “Kami melihat adanya peningkatan permintaan emas, baik dari konsumen individu maupun investor institusional. Pegadaian selalu berusaha memberikan akses mudah kepada masyarakat untuk berinvestasi dalam emas, dan kami optimistis permintaan akan terus meningkat.”
Proyeksi Harga Emas di Masa Depan
Berdasarkan tren yang ada, harga emas Antam dan UBS di Pegadaian diperkirakan akan terus mengalami fluktuasi dalam beberapa bulan mendatang, bergantung pada situasi ekonomi global. Jika ketidakpastian ekonomi global terus berlanjut, maka harga emas dapat terus meningkat. Namun, jika pasar kembali stabil, ada kemungkinan harga emas akan sedikit mengalami penurunan.
Namun demikian, para analis tetap memperkirakan bahwa investasi emas akan tetap menarik, terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil. “Investasi emas tetap menjadi pilihan yang aman, meskipun harga mungkin mengalami sedikit penurunan. Hal ini disebabkan oleh permintaan yang tetap tinggi dan karakteristik emas yang tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar saham atau pasar properti.” Kata Andrianto.