
Indonesia Memulai Survei Populasi untuk Melacak Lebih Banyak Macan Tutul Jawa
Jakarta, 13 Februari 2025 – Indonesia Memulai Survei Populasi. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) resmi memulai survei nasional untuk mendata populasi macan tutul Jawa (Panthera pardus melas), satu-satunya predator besar yang tersisa di Pulau Jawa. Program ini bertujuan untuk memperoleh data akurat mengenai jumlah individu dan sebaran mereka, guna memperkuat upaya konservasi di tengah ancaman kepunahan.
Kondisi Populasi Macan Tutul Jawa Saat Ini
Macan tutul Jawa merupakan satwa endemik yang saat ini berstatus Terancam Punah menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN). Hilangnya habitat akibat deforestasi, perburuan liar, dan konflik dengan manusia menjadi ancaman utama bagi kelangsungan hidup spesies ini.
“Kami berharap survei ini dapat memberikan data yang lebih akurat mengenai jumlah populasi macan tutul Jawa serta kondisi ekosistem mereka.
Metode dan Teknologi dalam Indonesia Memulai Survei Populasi
Survei yang akan berlangsung hingga 2026 ini menggunakan kombinasi teknologi modern dan pendekatan berbasis komunitas. Beberapa metode utama yang diterapkan dalam survei ini antara lain:
- Analisis DNA Lingkungan (eDNA): Menggunakan sampel air, tanah, dan kotoran untuk mendeteksi keberadaan spesies ini secara genetik.
- Pelibatan Masyarakat Lokal: Warga sekitar hutan akan dilibatkan dalam survei, baik sebagai pemandu lapangan maupun dalam kegiatan sosialisasi pelestarian satwa.
Menurut Hariyo Wibisono, pakar konservasi dari Yayasan SINTAS Indonesia, penggunaan kamera jebak telah terbukti efektif dalam mendokumentasikan keberadaan macan tutul di habitat alaminya.
Baca Artikel Lainnya : Mengenal Tradisi “Bau Nyale” dengan Pengembangan KEK Mandalika
Tantangan dan Harapan dalam Konservasi
Meskipun beberapa populasi macan tutul Jawa masih ditemukan di beberapa kawasan hutan, fragmentasi habitat menjadi ancaman serius.
Di beberapa daerah, konflik antara manusia dan macan tutul juga meningkat, terutama ketika satwa ini mulai memasuki wilayah pemukiman untuk mencari makanan.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen penuh untuk melindungi spesies ini. “Survei ini adalah langkah penting dalam memastikan bahwa macan tutul Jawa tetap menjadi bagian dari keanekaragaman hayati Indonesia. Kami berharap seluruh pihak, baik pemerintah, akademisi, hingga masyarakat, dapat berkolaborasi dalam upaya konservasi ini,” ujarnya.
Kesimpulan dan Langkah Selanjutnya
Survei populasi macan tutul Jawa ini merupakan bagian dari strategi besar Indonesia dalam upaya konservasi satwa liar.
Masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam pelestarian satwa liar ini dengan tidak melakukan perburuan liar serta menjaga kelestarian hutan sebagai habitat alami mereka.