
KAI Tambah 538.000 Kursi
Jakarta, 21 Februari 2025 – PT Kereta Api Indonesia (KAI) memastikan akan menambah 538.000 kursi tambahan untuk perjalanan mudik Lebaran 2025. Langkah ini dilakukan guna memenuhi tingginya permintaan transportasi kereta api selama musim mudik, yang diperkirakan akan melonjak pesat. Penambahan kursi ini menjadi solusi untuk mengatasi masalah keterbatasan kapasitas yang sering terjadi pada periode Lebaran.
Penambahan Kursi untuk Mudik Lebaran 2025
Menurut Joni, Humas PT KAI, kebijakan penambahan 538.000 kursi ini akan diterapkan di seluruh jaringan kereta api di Indonesia. Khususnya pada rute-rute padat yang menuju pusat-pusat keramaian dan daerah tujuan mudik. Keputusan ini diambil setelah melalui kajian dan analisis mendalam terkait kebutuhan masyarakat yang terus meningkat menjelang Lebaran.
“Kami melihat bahwa selama beberapa tahun terakhir, jumlah pemudik yang menggunakan kereta api terus meningkat. Dengan pertimbangan tersebut, kami memutuskan untuk menambah kapasitas angkutan kereta api sebanyak 538.000 kursi pada periode mudik Lebaran 2025.” Ujar Joni dalam keterangan pers resmi, Kamis (21/2).
Menurut rencana, tambahan kursi ini akan terbagi dalam berbagai jenis kereta, mulai dari kereta eksekutif, bisnis, hingga ekonomi. Penambahan kapasitas ini tidak hanya untuk rute-rute utama seperti Jakarta-Surabaya, Jakarta-Yogyakarta, dan Jakarta-Semarang. Tetapi juga pada sejumlah jalur alternatif yang biasa digunakan pemudik.
Peningkatan Layanan dan Fasilitas
Selain penambahan jumlah kursi, PT KAI juga berencana meningkatkan layanan dan fasilitas untuk memberikan kenyamanan lebih bagi para pemudik. Salah satu langkah penting yang disiapkan adalah pemutakhiran sistem pemesanan tiket, baik secara online maupun offline. Agar mempermudah masyarakat dalam mendapatkan tiket.
“Tahun ini, kami juga akan memperkenalkan sistem pembelian tiket yang lebih mudah. Melalui aplikasi mobile KAI Access dan kerjasama dengan berbagai platform e-commerce. Kami berharap langkah ini dapat meminimalisir antrean panjang di stasiun dan mempermudah masyarakat dalam merencanakan perjalanan mudik,” jelas Joni.
Selain itu, PT KAI juga akan menambah frekuensi perjalanan kereta api pada periode puncak mudik. Diperkirakan, jadwal perjalanan akan lebih padat menjelang H-7 hingga H-2 Lebaran, dengan beberapa kereta tambahan yang beroperasi sepanjang hari.
Proses Pemesanan Tiket Mudik Lebaran 2025
Sebagai informasi, pemesanan tiket kereta api untuk mudik Lebaran 2025 akan dimulai pada bulan Maret 2025. Masyarakat bisa mulai merencanakan perjalanan jauh-jauh hari untuk mendapatkan tiket di aplikasi resmi KAI Access, website resmi KAI. Serta berbagai saluran tiket yang telah bekerja sama.
Pihak KAI juga menekankan pentingnya masyarakat untuk melakukan pemesanan tiket secara resmi. Melalui saluran yang terverifikasi, guna menghindari praktik calo tiket yang sering merugikan penumpang. Untuk mempermudah transaksi, KAI juga menawarkan berbagai metode pembayaran yang dapat diakses dengan mudah, seperti transfer bank, kartu kredit, dan dompet digital.
Prediksi Lonjakan Penumpang
Menurut Kementerian Perhubungan, diperkirakan bahwa pada mudik Lebaran 2025, jumlah pemudik dengan kereta api bisa mencapai lebih dari 10 juta orang. Angka ini menunjukkan bahwa kereta api tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang ingin mudik karena harganya yang lebih terjangkau dan kemudahan aksesibilitasnya.
“Kami optimistis dengan penambahan kursi ini, kebutuhan transportasi kereta api selama mudik Lebaran 2025 dapat terakomodasi dengan baik. Namun, kami tetap mengimbau agar masyarakat memesan tiket lebih awal untuk memastikan perjalanan mereka lancar,” kata Budi Setiawan, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jakarta.
Berdasarkan data dari tahun sebelumnya, kereta api selalu menjadi pilihan utama bagi pemudik yang ingin menghindari kemacetan di jalan raya. Selain itu, dengan adanya penambahan kursi dan fasilitas baru ini, diharapkan dapat mengurangi risiko penumpukan penumpang di stasiun-stasiun utama.