
Biaya Pensiun Kepala Daerah
Jakarta, 21 Februari 2025 – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) John Wempi Wetipo mengungkapkan bahwa biaya pensiun bagi kepala daerah. Seperti gubernur dan bupati, diperkirakan mencapai angka Rp13 miliar per tahun. Hal ini menjadi perhatian karena besarannya yang cukup signifikan dan dapat mempengaruhi keuangan daerah serta anggaran negara. Perhitungan tersebut mencakup biaya pensiun yang diberikan kepada kepala daerah yang sudah tidak menjabat lagi setelah masa jabatan mereka berakhir.
Biaya Pensiun Kepala Daerah Capai Rp13 Miliar
John Wempi Wetipo menyampaikan hal ini dalam rapat kerja dengan Komisi II DPR RI yang membahas isu terkait anggaran dan keuangan daerah pada Kamis (20/2). Menurutnya, biaya pensiun kepala daerah yang mencakup gubernur, bupati, hingga wali kota. Tidak hanya mencakup gaji pensiun, namun juga fasilitas lain seperti tunjangan kesehatan, fasilitas transportasi. Serta berbagai fasilitas lainnya yang diberikan sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian mereka selama menjabat.
“Biaya pensiun kepala daerah untuk seluruh Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai sekitar Rp13 miliar. Ini adalah jumlah yang sangat besar dan menjadi beban tambahan bagi anggaran daerah, bahkan negara,” ujar Wempi Wetipo.
Menurut penjelasan lebih lanjut, biaya pensiun tersebut mencakup pembayaran tunjangan hidup untuk kepala daerah dan keluarganya. Dihitung berdasarkan masa jabatan mereka selama menjabat. Semakin lama masa jabatan seorang kepala daerah, semakin tinggi pula jumlah biaya pensiun yang harus dibayarkan.
Dampak Keuangan Daerah
John Wempi Wetipo juga menyoroti potensi dampak dari besarnya biaya pensiun ini terhadap keuangan daerah. Bagi beberapa daerah, biaya pensiun kepala daerah dapat membebani anggaran daerah yang seharusnya digunakan untuk pembangunan dan pelayanan publik. Hal ini, menurut Wempi Wetipo, perlu adanya evaluasi lebih lanjut terkait kebijakan pensiun bagi kepala daerah.
Berdasarkan data yang ada, untuk beberapa daerah dengan tingkat ekonomi yang lebih rendah, biaya pensiun yang besar ini dapat mengurangi kemampuan daerah untuk membiayai berbagai program pembangunan dan pelayanan dasar kepada masyarakat. Selain itu, alokasi anggaran yang lebih besar untuk pensiun kepala daerah bisa mengalihkan sumber daya yang seharusnya digunakan untuk sektor lain, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
“Dengan biaya pensiun yang tinggi, terutama bagi kepala daerah yang memiliki masa jabatan panjang, daerah-daerah dengan APBD yang terbatas mungkin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” imbuh Wempi Wetipo.
Upaya Pemerintah Menangani Isu Pensiun Kepala Daerah
Pemerintah, melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), berencana untuk mengkaji ulang sistem pensiun kepala daerah ini. Salah satu solusi yang tengah dipertimbangkan adalah adanya pengaturan ulang terkait besaran tunjangan dan fasilitas yang diberikan, agar lebih proporsional dan tidak membebani anggaran daerah maupun negara.
Selain itu, pemerintah juga mempertimbangkan pembatasan fasilitas dan tunjangan yang diberikan kepada kepala daerah setelah pensiun. Hal ini dinilai penting untuk menciptakan keseimbangan antara penghargaan atas pengabdian kepala daerah dan kebutuhan pembangunan daerah yang lebih mendesak.
“Saat ini kami sedang melakukan kajian untuk mencari solusi yang tepat agar biaya pensiun kepala daerah tidak terlalu membebani keuangan daerah, tetapi tetap memberikan penghargaan yang pantas untuk mereka yang sudah berbakti,” ujar Wempi Wetipo.
Reaksi Anggota DPR
Sejumlah anggota DPR, terutama yang berasal dari daerah dengan anggaran terbatas, menyatakan keprihatinannya terhadap besarnya biaya pensiun kepala daerah. Mereka meminta agar pemerintah segera mengkaji kembali kebijakan pensiun tersebut agar lebih efisien dan tidak membebani APBD.
“Pensiun kepala daerah yang terlalu besar dapat mengganggu stabilitas keuangan daerah. Oleh karena itu, kami berharap pemerintah dapat segera mencari solusi yang lebih adil dan bijaksana,” ungkap Andi Yuliani, anggota Komisi II DPR RI dari fraksi Partai Demokrat.
Namun, beberapa pihak juga mengingatkan bahwa pentingnya memberikan penghargaan yang layak bagi kepala daerah yang telah menjalankan tugasnya dengan baik dan jujur. Mereka berpendapat bahwa pensiun yang layak adalah hak bagi kepala daerah yang telah mengabdi dan berjuang untuk kemajuan daerah.